Rabu, 12 Oktober 2011

Klinik Tanaman HPT Faperta Unpad Kaji Polemik Hama Beureum

 Perkembangan dan penyebaran hama beureum di kawasan endemik seperti di Jawa Barat kian meluas. Beberapa kabupaten seperti Karawang, Garut dan Indramayu melaporkan adanya serangan hama beureum yang cukup signifikan akhir-akhir ini.


Suasana Kajian Rutin Klinik Tanaman IV “Polemik Hama Beureum”
Untuk membahas mengenai hamabeureum dan sejauh mana dampaknya terhadap produktivitas pertanian di beberapa sentra produksi padi, Klinik Tanaman Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) Fakultas Pertanian (Faperta) Unpad menggelar Kajian Rutin Klinik Tanaman IV “Polemik Hama Beureum”. Acara ini digelar di Ruang Sidang Jurusan HPT pada Senin, (10/10) lalu, dengan menghadirkan pembicara seorang ahli dalam hal penyakit tanaman, Prof. Dr. Hersanti, Ir., MP.
Dalam kajian yang dihadiri 35 orang mahasiswa Faperta Unpad ini, dibahas secara mendalam mengenai penyebab dan gejala hama beureum, serta mengenai penyebaran hingga rekomendasi pengendalian yang bisa dilakukan. Prof Hersanti menjelaskan bahwa penyebab hama beureum ini sebenarnya bukanlah hama melainkan virus (Rice Tungro Baciliform Virus dan Rice Tungro Spherical Virus). Kedua virus ini ternyata bekerja secara sinergis dengan bantuan vektor untuk menimbulkan gejala yang kita sebut sebagai hama beureum.
Prof. Hersanti mengungkapkan bahwa penyebaran hama beureum ini begitu pesat mengingat biotipe dari vektor penyebabnya mudah sekali berubah susunan genetiknya. Penyebarannya didukung pula oleh lingkungan yang mendukung kehidupan wereng hijau.
Untuk pengendaliannya, beberapa upaya ditawarkan seperti penggunaan varietas unggul. “Beberapa pengendalian telah dicoba termasuk penggunaan varietas tahan wereng. Namun  hingga saat ini, sebenarnya tidak ada varietas yang tahan wereng, yang ada hanya varietas yang susceptibleseperti impair dan IR,” ujar Prof. Hersanti.
Pengendalian lain yang ditawarkan adalah pembersihan gulma sebagai inang alternatif, pemotongan tunggul padi hingga kepermukaan tanah, dan melakukan tanam serempak. Selain itu, dilakukan juga pengendalian kimiawi sintetis sebagai jalan terakhir, jika serangan hama beureum sudah parah.
Kajian Rutin Klintan ini merupakan kegiatan bulanan yang diselenggarakan Klinik Tanaman HPT Faperta Unpad untuk menanggapi dan mengulas isu-isu yang berkembang di bidang pertanian, khususnya bidang perlindungan tanaman, agar dapat didiskusikan bagaimana jalan keluar yang tepat untuk maslah atau isu tersebut. *

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites